Kamis, 04 April 2013

Pengemis Cilik


Jum’at, 6 Mei 2011

Karya: Amani Tedjowongso

Air wajahnya merah pucat
Mata letih tergantung lesu
Nafas terbata, sesak rasanya
Gerak lemas, letih pandangnya

Coklat kotor noda bajunya
Compang camping ukiran kausnya
Beralas kosong kaki dinginnya
Menahan sulit perut laparnya

Tangan hitam terbakar mentari
Terpanggang sinar menusuk tubuh
Terbuang lesu, tersudut karena lapar
Butuhkan pertolongan..
Butuh bantuan..

Rumah gubuk setengah runtuh
Bocor atap, air menetes
Lantai berair becek lumpurnya
Sesak dihatinya..
Sesak hidupnya..


Malam wajahnya dapat membeku
Siang terbakar, pucat melepuh..
Hati kecilnya sering berkata
‘Hidup itu kasih, bukan harta’

Tukang Sapu Jalan


Saat ku tengok jendela malam
Ku hanya berbaring tuk mendengar
Saat ku tengok jendela pagi
Ku hanya terpejam tuk merasakan

Merintih ku terlupakan
Jasaku tak lagi diacuhkan

Kini ku hanya menjadi patung arang
Yang mengagumi wajah para pemberi makan
Ku hanya menjulurkan tangan
Dan berharap keajaiban akan datang

Ku hanya menggerakkan sebatang sapu
Tersenyum walau tak di balas
Walau tahu ini yang menyakitkan
Terselimuti debu para pemakai jalan

Hari-hari ku nikmati dengan lelah dan keringat
Walau terbuka hanya segumpal nasi putih tuk kutelan
Tak segan membuka mata
Tuk melihat diriku ini yang masih bernyawa